Text
SOE HOK-GIE ...sekali lagi : Buku, Pesta dan Cipta di Alam Bangsanya
Buku ini menceritakan seorang pemuda bernama Soe Hok Gie. Lahir 17 desember 1942 di Jakarta anak keempat dari lima bersaudara, kakak kandungnya bernama Soe Hok Djin (Arif Budiman) adalah seorang dosen dan sosiolog. Ayahnya Soe Lie Piet (Salam Sutrawan) adalah seorang penuis. Ia adalah seorang pemuda yang berpendirian tetap dalam memegang prinsipnya dan bercita-cita besar tak hanya untuk dirinya tapi juga untuk kepentingan orang banyak terutama kaum terpinggirkan. Dengan buku ini kita dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana kondisi social politik Indonesia di era kepemimpinan Soekarno. Gie adalah seorang pemuda yang memang terlahir jeniu, terbukti dengan umurnya yang masih setara sekolah menengah pertama, ia sudah banyak membaca buku-buku yang kebanyakan anak seusianya belum membaca buku-buku tersebut, terutama buku jenis sastra. Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1983. Pada era ini kritikanya terbilang cukup berani, karena secara terbuka melalui media masa dan diskusi.
Gie merupakan penulis yang cukup produktif, terutama untuk Harian Kompas dan Sinar Harapan. Gie sangat mencintai gunung, terbukti dengan puisi-puisi yang dibuatnya kebanyakan menceritakan tentang kecintaanya terhadap gunung. Setiap Gie merasa penat dia selalu melampiaskan dengan mendaki gunung, terutama gunung Pangrango. Gie salah satu tokoh pendiri organiasi pencinta alam Mapala UI. 16 desember 1969 sehari sebelum hari ulang tahunya ke-27 Gie menghadap penciptanya di puncak gunung Semeru bersama temanya Idhan Lubis. Saat itu Gie melakukan pendakian gunung bersama 7 temanya, yaitu Herman Lantang, Anton Wiyan, A. Rahman, Rudi Badil, Aristides Katopo.
Buku Catatan Seorang Demonstran ini terdapat beberapa bagian yaitu:
Kata pengantar dan bagian I
Menceritakan pandangan-pandangan orang lain tentang diri Soe Hok Gie, diantaranya dekan fakultas satra UI semasa Gie masih menjdi mahasiswa UI Harsja W Bahtiar, Arif Budiman (Soe Hok Djin), Daniel Dhakidae. Di bagian ini Arif Budiman bercerita bahwa sebelum adiknya meninggal sempat berbicara padanya “ Akhir-akhir ini saya selalu berfikir, apa gunanya semua yang saya lakukan. Saya menulis, menulis kritik kepada semua orang yang saya anggap tidak benar dan sejenisnya lagi. Makin lama, makin banyak musuh saya dan seakin sedikit orang yang mengerti saya. Dan kritik-kritik saya tidak mengubah keadaan, jadi apa sebearnya yang saya lakukan? Saya ingin menlong rakyat kecilyang tertindas, tapi kalau keadaan tidak berubah untuk apa gunanya kritik-kritik saya? Apa ini bukan semacam onani yang konyol? Kadang-kadang saya sungguh merasa kesepian.”
Kemudian Harsja w. Bachtiar juga mengungkapkan “ Ditengah-tengah pertentangan politik agama, kepentingan golongan, ia tegak berdiri diatas prinsip perikemanusiaan dan keadilan dan secara jujur dan berani menyampaikan kritik-kritik secara jujur demi kemajuan bangsa. Karena itu kami mendukung dan akan meneruskan cita-cita dan ide-idenya”
Bagian II
Merupakan catatan harian Gie sendiri mulai tanggal 4 Maret 1968. Di bagian ini catatan dibagi menjadi enam episode, yaitu Masa Kecil, Di Ambang Remaja, dan lahirnya Sang Aktivis. Bagian ini merupakan latar belakang jiwa dan pemkiran soerang Soe Hok Gie.
Bagian III
Dimulai pada 24 Februari 1968 bercerita tentang perjalananya ke Amerika, pesta politik n cinta serta perjlanan mencari makna merupakan perjalanan kehidupan sehari-hari Gie yang melukiskan pengalman, kejadian, pendapat gejolak perasaan dalam dirinya yang tek pernah luput dari kesenangan, kesedihan, cinta, benci dan kecewa.
10029 | 813 Bad s | Perpustakaan Nawasena Cendekia SMA Negeri 1 Maospati (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain